Sabtu, 15 Agustus 2009

Berpikir "KRITIS" untuk mengurangi "KRISIS"

Pernyataan itu Q 7kan bagi negriq tercinta yaitu "INDONESIA". Negeri yang kaya akan SDA ini seharusdnya dan sepantasnya menjadi negara yang maju dan bermartabat di mata dunia. NAmun hal itu sepertinya akan terus menjadi mimpi apabila tak ada usaha yang serius untuk mencapainya. NaH! kinilah saatnya kita merubah kebiasaan berpangku tangan, saatnya hati kita tertegun untuk melakukan perubahan demi kesejahteraan bakal negeri "SURGA" ini. "gunakan kesempatan untuk menciptakan sebuah peluang". Nak! salah satu solusi menurut saya adslah dengan berpikir secara "kritis". SO, pertanyaannya sekarang taukah kalin maksud berpikir secara kritis itu?

Pengertian tentang berpikir kritis secara rinci disampaikan oleh Michael Scriven dan Richard Paul:

Critical thinking is the intellectually disciplined process of actively and skillfully conceptualizing, applying, synthesizing, and/or evaluating information gathered from, or generated by, observation, experience, reflection, reasoning, or communication as a guide to belief and action. In its exemplary form, it is based on universal intellectual values that trancend subject matter divisions: clarity, accuracy, precision, consistancy, relevance, sound evidence, good reasons, depth, breadth, and fairness. It entails the examination of those structures or elements of thought implicit in all reasoning: purpose, problem, or questionate-issue, assumptions, concepts, empirical grounding; reasoning leading to conclusions, implication and consequences, objection from alternative viewpoints, and frame of reference

Pengertian di atas menunjukkan bahwa berpikir kritis dapat diartikan sebagai proses juga sebagai suatu kemampuan. Proses dan kemampuan tersebut digunakan untuk memahami konsep, menerapkan, mensintesis dan mengevaluasi informasi yang didapat atau informasi yang dihasilkan. Tidak semua informasi yang diterima dapat dijadikan pengetahuan yang diyakini kebenarannya untuk dijadikan panduan dalam tindakan. Demikian halnya dengan informasi yang dihasilkan tidak selalu merupakan informasi yang benar. Informasi tersebut perlu dilakukan pengkajian melalui berbagai kriteria seperti kejelasan, ketelitian, ketepatan, reliabilitas, kemamputerapan, bukti-bukti lain yang mendukung, argumentasi yang digunakan dalam menyusun kesimpulan, kedalaman, keluasan, serta dipertimbangkan kewajarannya.

HAl ini pula yang menyebabbkan kita tertinggal jauh oleh negara-negara barat. Penyebab mengapa kita tidak bisa berfikir secara kritis dikarenakan banyaknya aturan-aturan tradisi2 terdahulu yang melarang kita melakukan hal2 yang melewati batas dari logika manusia, tapi menurut Q, hal2 seperti itu sudah tidak berlaku dan tidak dapt lagi diberlakukan dizaman yang betul2 harus menguras habis isi pemikiran baik yang sifatnya logis maupun tidak untuk menciptakan sesuatu yang baru dan betul2 bermanfaat bagi orang banyak,yah pastinya brkaitan dgn ilmuwan.

Coba kalian fikir, Ada nggak ilmuwan2 terkenal yang berasal dari Indonesia?
Tidak ada kan? memang banyak ilmuwan2 yang hebat misal BJ HABIBIE, tetapi hanya mengembangkan teori yang sudah ada, yah itui tadi, (diciptakan orang barat). Tapi hal itu jauh lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Nah! pertanyaannya selanjutnya, Haruskah ada ilmuwan terkenal dalam suatu negara untuk menjadi negara yang maju? jawabannya tentu saja tidak, yang diperlukan suatu negara adalah semangat usaha, danoptimisme warga negara memandang negara ini, dan selalu berfikir secara kritis yaitu dengan cara giat berusaha dan realisasikan seluruh pendapatmu itu untuk bisa lolos dari serangan zaman yang bisa berubah dari waktu ke waktu , jika hal itu berhasil, maka Q yakin maka krisis di dalam negara ini akan berkurang, dan akan menjadi negara yang betul2 dicintai dan diharapkan oleh seluruh rakyatnya. Oleh karena itu, tetap berusaha dan MERDEKA..................!!!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar